A lie has no leg, but a scandal has wings. Thomas Fuller
BarisanBerita.com,- Mirip skandal yang dilakukan Presiden John F. Kennedy, namun berbeda di akhir cerita. Skandal seks yang dilakukan Bill Clinton nyaris membuatnya tersungkur dari singgasana kekuasaan.
Godaan nikmatnya kekuasaan menyeret Bill Clinton terlibat dalam petualangan seks yang melibatkan pegawai magang Gedung Putih, Amerika. Pegawai yang sukarela ‘melengkapi’ nafsu Clinton itu bernama Monica Lewinsky.
Dalam buku bertajuk An Affair of State yang ditulis Richard A. Posner, terungkap bagaimana hubungan terlarang itu terjadi.
Monica Lewinsky berumur dua puluh satu tahun pada saat skandal itu terjadi tahun 1995. Penampilannya menarik, dia baru lulus kuliah, agresif, suka senang-senang, dan punya pengalaman asmara. Dia bekerja tanpa dibayar di Gedung Putih. Lewinsky kemudian terlibat hubungan seks dengan presiden Clinton.
Awalnya sulit bagi Lewinsky untuk menjalin hubungan dengan Clinton karena keduanya sibuk oleh pekerjaan. Baru pada November, saat negara dalam keadaan darurat akibat kebijakan penghentian sementara anggaran oleh senat, Lewinsky dan Clinton terpaksa harus kerja lembur.
Lewinsky memasuki usia dua puluh dua ketika resmi bekerja di gedung kepresidenan itu. Dia bekerja di divisi terendah Gedung Putih.
Presiden berjumpa Lewinsky dalam satu sore di bagian West Wing gedung tersebut. Saat itu Clinton merayu apakah dirinya boleh mencium Lewinsky, dan wanita ini pun tak menolaknya. Malamnya hubungan terlarang itu berlanjut ke arah yang lebih mesra. Asmara keduanya berlangsung hingga enam belas bulan. Mereka melakukan cinta terlarang di ruang kerja, kamar mandi dan ruangan Clinton mempelajari satu masalah. Lewinsky kemudian mengakui dirinya jatuh cinta pada Clinton, hingga menyebut sang presiden “Cahaya Matahari ku”.
Namun entah karena alasan apa, Lewinsky dipindahkan ke Departemen Pertahanan oleh Wakil Kepala Staf Kepresidenan, Evelyn Liberman. Sejumlah sumber yang dekat dengan Clinton menyebut, pemindahan Lewinsky dimaksudkan agar sang presiden tak terus kepincut dengan wanita yang atraktif tersebut.
Lalu terkuaklah skandal ini. Pada Mei 1994 sebelumnya, Clinton dituntut oleh mantan pegawainya, Paula Jones, saat dia menjadi Gubernur Arkansas karena kasus kekerasan seksual. Kasus tersebut sempat ditunda hingga tahun 1996. Clinton dianggap memindahkan Lewinsky agar tak menambah masalah dari skandal yang sedang mengejarnya.
Lewinsky tak terima dengan alasan itu. Dia berusaha terus mendekati Clinton dengan cara sering meninggalkan tempat kerjanya dan menuju gedung presiden.
Clinton berusaha tak terus berhubungan dengan Lewinsky. Saat itu Clinton tak menyebut alasan usainya hubungan itu, apakah karena sang presiden lelah, bosan atau merasa bersalah karena hubungan di luar pernihan resminya. Meski begitu dia belum benar-benar mau putus. Itu terbukti dari seringnya Clinton menelpon Lewinsky dengan nada erotis. Clinton juga masih sering bertukar hadiah dengan Lewinsky.
Hubungan mereka akhirnya tamat pada 1996. Clinton mengatakan pada Lewinsky hubungan tersebut berakhir. Lewinsky menerima pernyataan itu. Namun, wanita ini faktanya tak bisa menghadapi kenyataan. Dia masih berusaha menelepon Clinton. Namun sang presiden sudah mantap selesai dengan wanita cantik tersebut. Dan berharap agar Lewinsky tutup mulut tentang hubungan terlarang mereka.
Dan rahasia itu akhir jebol. Pada 5 Desember 1997, pengacara Paula Jones menyerahkan daftar nama saksi yang akan memberi kesaksian di pengadilan. Nama Lewinsky ada dalam daftar tersebut.
Clinton mengendus masalah baru yang bakal dihadapinya. Pada 17 Desember dia menelpon Lewinsky tentang namanya yang ada dalam daftar itu. Wanita cantik ini kesal dengan informasi tersebut. Clinton lalu berusaha meminta Lewinsky untuk mengisi daftar pernyataan bahwa dirinya menolak menjadi saksi dan mengajari Lewinsky untuk berbohong tentang skandal seks mereka.
Semua upaya mengakali keterlibatan Lewinsky tak berhasil. Pengacara Paula Jones tetap meminta Lewinsky hadir di pengadilan untuk memberi kesaksian.
Setelah itu, publik Amerika disuguhi kebohongan yang dilontarkan Presiden Clinton tentang skandal yang memalukan itu. Akibatnya, karir Clinton memburuk dan mencederai banyak target Partai Demokrat dan juga karir politik istrinya, Hillary Clinton.
(BBS/Bobby, Bowo)