Kasta Dalit adalah lapisan masyarakat paling rendah dalam struktur sosial di India. Saking rendahnya posisi mereka, perlakuan paling buruk dan biadab sering diterima kaum ini. Dan hingga kini tak ada perubahan apalagi pembelaan.
Dalam catatan resmi pemerintah India, sepuluh wanita Dalit diperkosa setiap harinya. Daerah Uttar Paradesh menjadi salah satu wilayah paling tinggi dalam kasus kriminal tersebut. Tiga daerah di India, Uttar Paradesh, Bihar dan Rajasthan, merupakan daerah yang paling sering melecehkan wanita Dalit.
“Kami korban kekerasan karena kami miskin, dari kasta rendah dan kami wanita, sehingga kami sering dihina oleh kaum kasta atas.” kata seorang wanita Dalit kepada peneliti Jayshree Mangubhai, beberapa tahun yang lalu. “Tak ada yang menolong atau menyuarakan penderitaan kami. Dan kami banyak mengalami kekerasan seksual karena kami tak punya kuasa untuk melawan.”
Pekan lalu, diberitakan seorang wanita dari kasta Dalit berusia 19 tahun diperkosa oleh sekelompok pria dari kasta tinggi, di Uttar Paradesh. Kasus itu mencuat dan menjadi sorotan media massa, karena yang sering korban tak mendapat pembelaan atau perlindungan.
Jumlah perempuan Dalit ada sekitar 80 juta orang. Mereka sering menanggung beban yang luar biasa berat. “Perempuan Dalit menjadi kaum yang paling sering ditindas di dunia ini,” kata Dr. Suraj Yengde, pengarang buku “Caste Matters”. “Kaum perempuan ini adalah korban dari budaya, tekanan yang tersistem, baik dari dalam maupun luar wilayah mereka,” ujarnya.
Dalam kasus pemerkosaan yang menimpa perempuan Dalit, ditemukan para pelaku berasal dari kasta tinggi di Uttar Pradesh. Polisi di sana sangat lamban menyelidiki kasus tersebut. Mereka menilai itu bukan kasus pemerkosaan, dan para penegak hukum enggan mengungkap skandal pemerkosaan itu. Media massa juga banyak yang tak peduli kasus tersebut karena hampir rata-rata pemilik media dikuasai kasta tinggi.
Setelah kasus pemerkosaan itu mencuat, pemerintah daerah Uttar Pradeh yang dikuasai kasta tinggi, berusaha menutupinya dengan mendatangi keluarga korban, lalu membakar mayat korban pada tengah malam. Mereka juga melarang media yang netral untuk mengunjungi keluarga korban, dan dengan menyewa agen Humas, disebut bahwa kasus itu bukan kasus pemerkosaan.
(BBC)