Di Sulsel, KPK Temukan Banyak Laporan Beda dengan Fakta

27
1336
Petugas KPK

BarisanBerita.com,- KPK mulai unjuk gigi dengan menunjukan sejumlah temuan di daerah, yang banyak merugikan warga yang membutuhkan pelayanan.

Komisi Pemberantasan Korupsi  (KPK) kembali menyoroti bobroknya pelayanan perizinan di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. KPK menilai dari hasil data Center for Prevention (MCP).

Capaian angka Monitoring Center for Prevention (MCP) adalah tolak ukur pelaksanaan pemerintahan yang baik dari KPK. Capaian Pemprov Sulsel pun dinilai belum maksimal.

Anggota Tim Korsupgah KPK RI, Fritz M Wongso mengatakan, Sulsel berada pada posisi yang belum aman untuk capaian MCP.

Posisinya masih pada angka 55,52 persen. Padahal KPK mengharapkan Pemprov Sulsel berada pada posisi aman, yakni angka 70-80 persen.

Fritz menyebutkan, ada beberapa penyebab rendahnya capaian Sulsel untuk kategori pelaksanaan pemerintahan yang baik. Salah satunya kinerja Dinas Penanaman modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Menurut Fritz, dari laporan secara administrasi, Pemprov mencatat angka MCP mencapai angka 65, namun ternyata ketika ditinjau ke lapangan rendah.

“Banyak yang pandai menulis laporan, tetap implementasinya berbeda.  Misalnya PTSP yang laporan pelaksanan pelayanannya bagus. Ternyata setelah kami tinjau, masih banyak masyarakat yang harus berhubungan langsung untuk perizinan surat,” kata Fritz di ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Selasa, (10/11/2020), seperti dilansir Suara.com.

Masalah diperparah dengan keluhan masyarakat yang harus bertemu dengan pejabat teknis.

Padahal sistem tersebut seharusnya daring. KPK mengaku tidak ingin disebut menghakimi sistem pelayanan, melainkan melakukan pembenahan agar kinerjanya lebih maksimal.

“Soal rapor merah atau tidak, ya nanti dilihat lah. Mungkin waktu pelaporannya bagus. Pas kami datang, ada meja yang kosong, meja yang aneh-aneh, atau yang lain,” tuturnya.

Kondisi ini juga sempat disampaikan Fritz saat melaporkan capaian MCP Sulsel di rapat koordinasi.

Namun penjelasan Tim KPK tersebut langsung dipotong oleh Inspektur Pembantu Wilayah III Inspektorat Sulsel, Abel Rante.

Abel meminta data tersebut dibeberkan saat monitoring dan evaluasi nanti.

“Mohon maaf pak kami berharap KPK menyampaikan ini saat Monev nanti. Apalagi waktunya sekarang terbatas. Nanti saat rapat monitoring kita juga akan hadirkan pemerintah kabupaten atau kota,” ujar Abel saat memotong pembicaraan Fritz.

Sementara, Gubenur Sulsel Nurdin Abdullah mengaku akan berupaya agar capaian MCP bisa maksimal.

Nurdin mengaku ada perlambatan kinerja akibat pandemi Covid-19. Namun, dalam tiga bulan terakhir kondisi ini, kata Nurdin, akan membaik.

“Tadi sudah disampaikan dibanding tiga bulan yang lalu kita masih nol.  Tetapi seiring berjalannya pemerintahan ini akan terus kami tingkatkan,” tambahnya.

Nurdin bahkan sudah melakukan inspeksi mendadak ke kantor PMPTSP. Melihat pelayanan di PTSP yang perlu dibenahi.

Pada pukul 10.00 Wita, saat Nurdin datang, meja pelayanan masih kosong.

Nurdin bahkan sudah melakukan inspeksi mendadak ke kantor PMPTSP. Melihat pelayanan di PTSP yang perlu dibenahi.

Pada pukul 10.00 Wita, saat Nurdin datang, meja pelayanan masih kosong.

(SR)

27 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here