Jakarta, Barisanberita.com,- Di tengah hiruk pikuk Kota Jakarta, kerja petugas sosial menjadi begitu istimewa karena di bahu merekalah, wajah Ibukota menjadi lebih manusiawi.
Salah satunya Dalmaji, Petugas Satuan Pelaksana (Satpel) Sosial Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.
Ditemui di ruang kerjanya, Senin, (19/8/2019), pria asal Yogyakarta ini, dengan ramah menyambut awak media.
“Saya dua tahun lagi pensiun, mas,” ucap Dalmaji membuka percakapan dengan ramah.
Tiga tahun bertugas di Kecamatan Cilandak, Dalmaji cukup paham permasalahan sosial di wilayah ini, diantaranya tentang kesulitan warga kurang mampu. “Banyak permasalahan sosial di tengah masyarakat, salah satu diantaranya kesulitan mereka untuk memperoleh alat bantu fisik,” ujarnya.
“Warga kurang mampu diantaranya butuh kursi roda dan alat bantu dengar, serta tongkat penyanggah tubuh,” kata Dalmaji.
Namun, lanjut Dalmaji, akibat terbatasnya anggaran di Dinas Sosial, maka tak semua permohonan dikabulkan. “Saya harus seleksi dengan ketat bagi warga yang memerlukan bantuan tersebut, diantaranya lewat kunjungan atau survei ke rumah warga pemohon,” jelasnya.
Melakukan survei, bukan perkara mudah. Dan kadang bagi Dalmaji dirinya harus “menjaga hati” lantaran mereka yang tak bisa diluluskan permohonannya, pasti kecewa. “Hak warga untuk mengaku tak mampu, dan saya harus menghargai itu. Namun, kami harus bekerja sesuai aturan,” ungkapnya. “Kami prioritaskan warga kurang mampu yang memang sangat-sangat membutuhkan.”
Satu perkara selesai, perkara lain menunggu. Dalmaji pun bercerita tentang kasus seorang sopir taksi yang terkena stroke saat istirahat di dalam kendaraannya. “Minggu lalu saya dilaporkan tentang seorang sopir taksi yang terkena stroke, dan itu menjadi tugas kami untuk segera membawanya ke rumah sakit. Lewat kerjasama antarinstansi, keluarga sang sopir akhirnya bisa dihubungi,” tuturnya.
Namun, tugasnya yang teramat banyak itu ternyata harus dikerjakan sendiri, tanpa ada staf yang membantu Dalmaji. “Sejak beberapa bulan ini, saya bekerja sendiri. Staf yang membantu saya ditarik ke Sudin,” katanya tanpa mengeluh.
Dari pandangan media ini, kalau tak memiliki dedikasi dan kecintaan membantu sesama, mungkin tak banyak petugas sosial seperti Dalmaji yang mampu bertahan, untuk melayani mereka yang tak beruntung.
(Bowo/AP)