Eks Presiden Afganistan Bantah “Rampok” Uang Negara

31
1100
Pasukan Taliban

BarisanBerita.com,-PemerintahanTaliban baru di Afganistan terbentuk, namun di balik itu ada cerita tentang mantan Persiden Ashraf Ghani yang kabur dan dituding “merampok” uang negara.

Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, minta maaf kepada rakyatnya setelah melarikan diri ke luar negeri untuk mengungsi ke Uni Emirat Arab. Permintaan maaf ini muncul setelah Taliban membentuk pemerintahan baru.

“Meninggalkan Kabul adalah keputusan tersulit dalam hidup saya,” ujarnya, sambil menambahkan dia menyesal karena “tidak dapat mengakhirinya dengan cara yang berbeda”.

Ghani langsung meninggalkan Afghanistan saat milisi Taliban bergerak ke Ibu Kota Kabul pada 15 Agustus lalu.

Dia mengaku tidak bermaksud meninggalkan rakyatnya, namun “hanya itulah satu-satunya cara.”

Ghani juga membantah tuduhan yang dia anggap “tidak berdasar” bahwa dia pergi sambil membawa uang senilai $169 juta (lebih dari Rp2,4 triliun).

Dalam pernyataan yang disiarkan lewat Twitter Rabu (8/9) Ghani mengatakan bahwa kepergiannya ke luar negeri demi menghindari meluasnya kekerasan.

“Saya pergi atas desakan pihak keamanan istana, yang menasihati saya bahwa untuk tidak mengambil risiko memicu pertempuran jalanan yang sama yang diderita kota ini selama perang saudara tahun 1990-an,” cuitnya, seperti dilansir BBCIndonesia.com.

Dia menambahkan bahwa dia pergi untuk “menyelamatkan Kabul dan enam juta penduduknya.”

Ghani juga mengaku telah 20 tahun mencurahkan diri membantu Afghanistan menjadi “negara yang demokratis, makmur, dan berdaulat.”

Eks presiden itu juga menambahkan bahwa dia “sangat menyesal bahwa era kepemimpinannya berakhir tragis seperti para pendahulunya.”

Mantan pemimpin 72 tahun itu sudah dikecam habis-habisan oleh para politisi Afghanistan karena kabur ke luar negeri.

Dalam siaran langsung di Facebook pada 18 Agustus lalu, Ghani mengaku “dipaksa” meninggalkan Afghanistan oleh tim keamanannya karena “ada kemungkinan nyata bahwa saya akan ditangkap dan dibunuh.”

Dia mengatakan saat Taliban masuk ke Istana Presiden di Kabul, “mereka mulai mencari saya dari ruangan ke ruangan.”

Ghani membantah klaim bahwa dia membawa serta uang dalam jumlah besar saat meninggalkan negaranya. Dia mengaku “bahkan saat itu tidak diperbolekan melepas sendal saya dan memakai sepatu.”

Awal pekan ini, setelah menguasai kembali Afghanistan lewat serangan militer yang begitu cepat lebih dari tiga pekan lalu, Taliban mengumumkan pemerintahan sementara, yang semua pejabatnya laki-laki.

Sebelumnya, pasukan Anti-Taliban di Afghanistan meminta komunitas internasional untuk tidak mengakui pemerintahan baru bentukan Taliban.

Taliban mengumumkan pemerintahan sementara seraya menyatakan negara itu sebagai “Emirat Islam”.

Kabinet baru itu terdiri dari tokoh-tokoh senior Taliban, semuanya laki-laki, yang beberapa di antaranya terkenal karena melakukan serangan terhadap pasukan AS dalam dua dekade terakhir.

Pemerintahan interim akan dipimpin oleh Mullah Mohammad Hassan Akhund, salah satu pendiri Taliban, yang berada dalam daftar hitam PBB.

Menteri dalam negerinya adalah pemimpin kelompok militan Haqqani yang dicari FBI, Sirajuddin Haqqani.

Pengumuman kabinet sementara ini adalah langkah kunci dalam pembentukan pemerintahan Taliban yang permanen. Kepemimpinan baru akan menghadapi berbagai tantangan yang cukup berat, di antaranya menstabilkan ekonomi negara dan mendapatkan pengakuan internasional.

Taliban menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan lebih dari tiga pekan lalu, setelah menggulingkan pemerintahan yang dipilih melalui pemilu.

(BBS)

31 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here