Berita Judi Berujung Amarah Api

0
181
Ilustrasi

BarisanBerita.com,- Kasus pembakaran rumah dan wartawan di Medan masih menyisakan tanya. Keterlibatan oknum aparat keamanan diduga bakal dihalangi kabut fakta sehingga sang dalang sesungguhnya tak bakal terungkap.

Upaya keluarga almarhum Rico Sempurna Pasaribu untuk menuntut pengungkapan dalang pembunuh, kini dilanjutkan anaknya.

Eva Meliani Pasaribu, anak wartawan Tribrata TV tersebut melaporkan dugaan keterlibatan anggota TNI berinisial HB dalam kasus kematian ayah dan tiga anggota keluarganya di Karo, Sumatera Utara ke Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat atau Puspom AD. Eva didamping kuasa hukum, suaminya, LBH, dan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) mendatangi Markas Puspom AD, Jakarta pada Jumat, 12 Juli 2024.

Pelaporan dugaan keterlibatan prajurit TNI itu kini sudah diterima oleh Puspom AD. Laporan tersebut dibuat berkenaan dengan dugaan tindak pidana pembunuhan berencana atau pembunuhan, dan atau pembakaran.

Direktur LBH Medan, Irvan Sahputra mengatakan telah menyertakan sejumlah bukti yang menguatkan dugaan keterlibatan anggota TNI berinisial HB itu. “Bukti pertama adalah pemberitaan yang diberitakan oleh almarhum Sempurna Pasaribu,” katanya ditemui di Markas Puspomad, Jakarta pada Jumat, 12 Juli 2024.

Sebelum kejadian, Rico pernah menulis berita soal aktivitas judi di lingkungan Karo yang melibatkan prajurit TNI. Artikel yang ditulis Rico itu berjudul Lokasi Perjudian di Jalan Kapten Bom Ginting Ternyata Milik Oknum TNI Berpangkat Koptu Anggota Batalyon 125 Sim’bisa. Artikel itu diunggah ke laman Tribrata TV pada 22 Juni 2024.

Bukti lain, kata Irvan, ialah adanya bukti percakapan yang menyebutkan bahwa Rico sempat meminta perlindungan ke Satreskrim Polres Tanah Karo. Tim kuasa hukum juga menyertakan bukti digital lainnya kepada Puspom AD dalam laporan hari ini.

“Ada percakapan adanya telepon beberapa kali dari terduga yang kami laporkan kepada pemimpin redaksi (Tribrata TV),” katanya. Dalam percakapan itu, ujar Irvan, terdapat permintaan agar konten pemberitaan Rico dihapus.

Ia menuturkan Eva atau anak korban juga sudah dimintai keterangan awal oleh Puspom AD. Keterangan Eva digunakan untuk berita acara pemeriksaan atau BAP awal.

Eva berharap polisi militer mengusut tuntas kasus kematian ayahnya, Rico Sempurna Pasaribu. “Harapan saya kepada TNI agar ikut serta dalam kasus yang menimpa keluarga agar diusut tuntas,” kata Eva.

Eva juga telah melaporkan kejadian ini ke Polda Sumatera Utara. Dia melaporkan kasus kebakaran dan dugaan tindak pidana seperti yang diatur dalam Pasal 338 KUHP Juncto 187 KUHP ke Polda Sumut, Senin, 8 Juli 2024.

Kronologi Kejadian

Kebakaran terjadi pasca Rico menulis laporan tentang aktivitas perjudian yang diduga melibatkan Koptu HB. Rico juga aktif menunggah informasi ini di akun Facebook pribadinya.

Sumber Tempo menyebut Rico dan HB sebenarnya sempat bertemu empat mata di parkiran mobil Pos 3 Batalyon Infanteri 125/Si’mbisa empat hari sebelum kebakaran. Mereka membahas artikel judi Rico. Seseorang yang melihat pertemuan itu mengatakan anggota TNI, Koptu HB, menolak memberikan uang kepada Rico.

Kepolisian Daerah Sumatera Utara telah menetapkan mantan Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kabupaten Karo, Bebas Ginting alias Bulang alias BG sebagai tersangka pembakaran rumah wartawan Tribrata TV Rico Sempurna Pasaribu. Artinya, sampai saat ini, sudah ada tiga tersangka.

Bergantinya status Bulang dari saksi menjadi tersangka setelah penyidik melakukan pengembangan pasca-penangkapan Yunus Syahputra Tarigan alias Selawang alias YT dan Rudi Apri Sembiring alias RAS. Bulang dituding sebagai perencana pembakaran dan pemberi imbalan kepada YT dan RAS masing-masing Rp 1 juta.

“Penetapan tersangka ketiga setelah dilakukan pengungkapan dari berbagai analisa komunikasi yang terjadi,” kata Kapolda Sumut Komjen Agung Setya Imam Effendi pada 11 Juli 2024, saat live di stasiun televisi swasta nasional.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, Bulang yang memerintahkan RAS dan YT membakar rumah korban. Memberi uang Rp 130.000 kepada RAS untuk membeli BBM jenis Pertalite dan Solar untuk membakar rumah korban. Setelah api menyala, keduanya kabur dan membuang botol bekas campuran BBM sekitar 30 meter dari rumah korban.

“RAS dan YT adalah eksekutor pembakaran. Aksi mereka terekam sangat jelas dari analisa CCTV di sekitar rumah korban,” kata Hadi.

Penyidik juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti: botol bekas menampung BBM, abu bekas pembakaran dari tempat kejadian perkara, sisa bahan bakar minyak campuran dan satu unit sepeda motor yang digunakan pelaku saat beraksi.

(Tmp/Bob)