Mathilde Perempuan Cantik Penakluk Casanova

44
791
Ilustrasi romansa Casanova

BarisanBerita.com,- Casanova, pria dengan tubuh jantan dan wajah tampan, menjadi sosok yang diinginkan banyak perempuan. Sekali dia menebar pesona, banyak perempuan takluk padanya. Namun, di mata Mathilde, pria penuh pesona itu tak berkutik, Malahan Casanova tergila-gila padanya. Apa yang membuat pria asal Venice ini takluk pada Mathilde?

Tahun 1753, ayah Catarina mengerti betul siapa Casanova. Ayah dari perempuan cantik ini tak rela putrinya jatuh ke pelukan si pria pemain wanita itu. Dia hanya ingin Caterina menikah dengan pria baik-baik yang punya reputasi tak cacat.

Untuk menghindari putrinya bertemu Casanova, sang ayah mengirim Caterina ke sekolah biara di Pulau Murano Venecia selama empat tahun.

Harapan sang ayah sia-sia karena Casanova punya seribu satu cara mendekati Caterina.
Pria penakluk perempuan itu setiap hari datang ke Murano. Dia mengirim surat untuk Caterina dengan cara sembunyi-sembunyi. Kehadirannya yang sering itu membuat suster-suster di sekolah tersebut mulai hafal wajah dan kebiasaan Casanova. Mereka bergosip dan mulai penasaran dengan sosok pria berwajah tampan itu.

Di suatu pagi usai menengok Caterina, sepucuk surat jatuh di dekat kaki Casanova yang sedang menumpang perahu gondola menuju arah pulang. Dia menengok ke bawah dan memungut surat itu. Casanova tahu surat itu memang ditujukan padanya, dan dia berpikir itu pasti berasal dari Caterina. Namun, surat itu bukan dari perempuan yang diincarnya, surat itu berasal dari salah satu suster di biara Murano.

Pada surat itu tertulis ajakan untuk berkenalan, dan meminta Casanova melihat sang suster dari jauh di hari ketika tamu boleh datang ke biara itu. Sang suster akan berdiri di dekat tiang pintu masuk biara. Dia meminta Casanova menilainya, dan jika si playboy ini suka padanya, maka akan ada arahan selanjutnya.

Ditantang surat itu, Casanova langsung tetarik dan dia menilai bahwa sang penulis surat ini punya harga diri yang ketat disandangnya, dan yang paling membuat Casanova terpancing adalah nada nakal pada tulisan itu. “Ini pasti menarik, apalagi surat ini ditulis seorang suster,” pikir Casanova.

Di hari yang dijanjikan, Casanova melihat perempuan dengan pakaian anggun berdiri dekat tiang di pintu masuk biara. Casanova lalu mencari tahu lebih banyak tentang suster penulis surat itu. dari percakapan antarsuster yang dia dengar, penulis surat itu bernama Mathilde M…(nama lengkap sengaja dirahasikan oleh Casanova demi menjaga kehormatan si perempuan).

Mathilde berusia dua puluhan dan keputusannya masuk ke sekolah biara tersebut sempat membuat banyak warga Kota Venesia terkejut.

Di luar semua itu, Casanova tertarik dengan kecantikan Mathilde, khususnya pada mata Mathilde yang berwarna biru yang begitu indah. Dan seperti kebiasaannya, Casanova ingin sekali menaklukan perempuan tersebut.

Di hari selanjutnya, Casanova mendatangi biara itu lagi dan meminta ijin bertemu Mathilde. Dia diizinkan masuk. Dan dengan hati berdegup kencang, Casanova menemui Mathilde. Beberapa menit kemudian Mathilde datang menemuinya dan menawarkan makan malam pada Casanova di vila dekat biara itu. Tapi Casanova masih penasaran dengan sosok suster ini.
“Dan apakah kau punya kekasih selain aku?” tanya Casanova.
“Aku punya teman yang juga merupakan majikanku,” jawab Mathilde.
“Kepadanya aku berhutang atas semua kekayaan yang aku nikmati,” tambah Mathilde.
Mathilde lalu bertanya apakah Casanova punya kekasih, dan pria tampan itu menjawab bahwa dia punya kekasih.
Lalu dengan suara yang agak misterius Mathilde memeringati Casanova. “Aku ingatkan padamu, jika aku bisa menggantikan posisi kekasihmu itu, maka tak ada kekuatan di bumi ini yang bisa mengalahkan aku,” ucap Mathilde.
Perempuan cantik itu lalu memberi kunci vila pada Casanova dan berkata agar pria itu masuk dan menunggunya dalam dua hari ke depan. Casanova tak mau kehilangan kesempatan nakalnya, dia mencium bibir Mathilde perlahan sebelum perempuan itu masuk kembali ke dalam biara.
“Menunggu perempuan itu selama dua hari membuatku tak bisa tidur dan makan. Aku tak sabar untuk segera bertemu dengannya,” tulis Casanova dalam buku hariannya. “Perempuan cantik itu bak buah terlarang. Dan aku menjadi pesaing gereja untuk mendapatkannya.”

Di hari yang dijanjikan, Casanova bertandang ke vila. Terkejut, pria asal Venice itu menatap tak percaya pada Mathilde. Wanita bermata cantik itu terlihat berbeda dengan gaun anggun yang dikenakannya. penampilan Mathilde berbeda dengan yang sebelumnya dibayangkan oleh Casanova. Perempuan itu terlihat makin cantik.
Si playboy berusaha mencium Mathilde, namun perempuan itu dengan cepat menghindar. Dia mengajak Casanova makan malam. Mathilde bercerita bawa dirinya sudah menceritakan kepada majikannya siapa itu Casanova. “Apakah majikanmu sudah tua,” tanya Casanova.
Dengan genit, Mathilde mengatakan tuannya berusia sekitar empat puluhan dan berwajah tampan.
Ketika makan malam selesai, bel tanda waktu berbunyi. Mathilde mengucapkan selamat tinggal dan berbisik ini waktu baginya untuk kembali ke biara.

Berbulan-bulan keduanya menikmati kebersamaan di vila itu. Semua makan dan minum disediakan Mathilde. Casanova menikmati semua kesenangan itu. Hingga suatu hari datang seorang pria misterius yang membuat Casanova terkejut dan takut. Dia menjauh dan menyangka bahwa itu adalah pria yang disuruh untuk membunuhnya. Pria itu mengitari tubuh Casanova. Tapi, tiba-tiba ada tawa lepas keluar dari mulut pria tersebut. Pria itu lalu membuka topeng di wajahnya, dan…ternyata itu adalah Mathilde.
Perempuan bermata indah ini pun puas karena sudah mengejutkan Casanova.

Casanova ingin marah atas perbuatan perempuan yang telah memikatnya itu, namun segala emosi di tubuhnya tak mampu keluar. Dia lumpuh oleh perasaan cinta pada Mathilde. Baru kali ini Casanova tak berkutik di hadapan seorang perempuan…dan dia bernama Mathilde.
Casanova terdiam. Dia telah menajdi budak cinta perempuan bermata indah itu. Baginya semua itu tak ternilai dibanding seluruh pengalaman dasyat nan penuh kejuta yang diberikan Mathilde.

Dan Mathilde tahu apa yang membuat pria tampan dan penggoda wanita itu terpesona padanya…ya memberi sebuah kejutan yang tak berujung.

(Sumber: The Casanova’s Women The Great Seducer and The Women He Loved)

44 COMMENTS

  1. His father steps into the shower, turning on the water. As he soaks and lathers himself up under the lukewarm stream of water, he fondles his cock and balls. His cock soon mimics that of his son. All the blood rushes from his brain to his throbbing erection plus the heat of the shower, making the young lad, light-headed.

  2. His son bucks on the lid as he turns beet red from his carnal machinations. Garrett nods his head as he wraps the jock over his head, and takes a hearty breathe of the pouch placed over his nose.

  3. “What…huh…what, dad?” He asks, puzzled by the question from his dad. As his cock is mere inches from his dad’s face. He dries himself but his throbbing cock continues to pulse as it grows harder because of his youth. The sensation intensifies. The feeling is wonderful. He can hear his cock throbbing in his ears.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here