Run to Me

40
2137
Run to me when you torn apart

If you ever got rain in your heart, someone has hurt you, and torn you apart, am I unwise to open up your eyes to love me?

 BarisanBerita.com,- Aku hanya melihatmu sesaat, setelah itu aku harus menjauh karena aku tak bisa memelukmu lama. Kau… datanglah di saat kau membutuhkan diriku.

Bagi Emanulle, pria seperti Ryan mungkin hanya satu di dunia ini. Pria tersebut tak pernah terbuka mengeluarkan isi hatinya. Hingga mereka berteman dua tahun ini. Namun dia tak pernah meninggalkan Emanuelle, ketika gadis ini terisak kala usai bertengkar dengan kekasihnya.

Emanuelle mengenal Ryan ketika mereka rapat di kantor mendiskusikan projek desain produk untuk tahun depan. Keduanya bekerja di perusahaan berbeda.

Di saat coffee break, Emanuelle yang sendiri, berusaha mencari teman bicara usai rapat yang cukup melelahkan. Matanya melihat pria di sudut dekat meja makanan. “Well, boleh kenalan?” katanya.

“Boleh, Ryan,” jawabnya dan menjabat tangan Emanuelle.

“Aku Emanuelle, lumayan ya kopinya?” tatap Emanuelle ke arah Ryan.

“Lumayan tampan”, kata Emanuelle dalam hati, sambil mengaduk gula dalam kopinya.

Mereka berbincang tentang desain tahun depan yang selalu menantang untuk diikuti.

Entah kenapa, wanita yang suka membaca buku dan olah raga ini suka dengan suara Ryan. “Intonasinya membuatku nyaman,” ungkapnya dalam hati.

Mereka berpisah pada pertemuan itu, tapi Emanuelle meminta nomor Ryan yang bisa dihubungi. “Boleh ya aku menelepon mu, pastinya untuk masalah pekerjaan,” ujarnya sambil tak lupa melihat senyum manis Ryan.

Itu sebulan yang lalu, dan dia menghubungi Ryan. Awalnya dia hanya ingin melupakan pertengkaran dengan pacarnya. Hubungan Emanuelle dengan Rick belakangan memanas karena kekasihnya itu sering mengungkap rasa cemburunya, “Aku suka kau cemburu Rick, tapi jangan terus tanpa alasan,” bisik Emanulle terisak.

“Hai Ryan, ini Emanuelle,” kau sibuk?” tanyanya.

“Hai Emanuelle, tapi boleh aku panggil Ema saja ya,” jawab Ryan.

“Boleh, kau sibuk,” ulang Emanuelle.

Namun entah kenapa, tiba-tiba air mata perempuan ini jatuh dari kelopak matanya. “Baik benar Ryan padaku. Dia membalas kata-kataku dengan ramah, dan aku merasa nyaman mendengar suaranya,” gumam Emanuelle.

Emanuelle hanya ingin melupakan sejenak rasa kesalnya pada Rick. Dan saat menghubungi Ryan tak terbersit di pikirannya untuk menceritakan persoalannya. Namun berbicara pada teman barunya itu, Emanuelle malah tak sengaja mencurahkan isi hatinya.

“Come on Ema, kau hanya sedang kesal. Kekasihmu menyayangimu. Nanti kau akan rindu pada cemburu kekasihmu itu,” suara Ryan terdengar tenang menghibur Emanuelle.

Makin sering Emanuelle menghubungi Ryan, hatinya selalu tenang. “Ini bukan karena aku mulai suka Ryan,” kata Emanuelle melawan perasaannya. “Hei Ema, kau sudah punya Rick, bangun Ema,” suara hati mengingatkan dirinya.

Persahabatan mereka memasuki dua tahun. “Aku rindu mendengar suaramu, Ryan,” kata Emanuelle saat malam datang. Hubungannya dengan Rick masih berlanjut, namun ada yang tak didapat perempuan bermata indah ini dari kekasihnya.

Ryan mengajak Emanuelle untuk bertemu. Itu tiga bulan lalu ketika Emanuelle menangis keras saat menelepon Ryan. “Ada apa Ema, jangan terisak. Aku tak bisa mendengar suaramu,” kata Ryan kala itu.

“Aku melihatnya bersama seorang wanita, Ryan,” isak Emanuelle. Dia melihat langsung Rick bercengkrama dengan seorang wanita di sebuah café. Dan melihat dengan jelas tangan kekasihnya itu menggenggam lengan wanita tersebut.

Mereka berjanji bertemu di sebuah resto kecil di pinggir kota. Ryan lebih dulu sampai, dan sebuah cangkir kopi sudah menemaninya.

“Hei kenapa sembab mata indahmu?” tanyanya sambil memberi kursi pada Emanuelle.

Tanpa sadar Emanuelle menangis, dan memeluk Ryan. “Aku mencintainya, Ryan. Kenapa dia tega berlaku seperti itu padaku,” bisik Emanuelle.

“Kau tak adil pada kekasihmu, Ema. Kau tanya dia dulu, siapa wanita itu,” kata Ryan.

Agak tenang perasaannya saat Ryan berbicara padanya. Lama-lama ada perasaan aneh pada dirinya, sambil matanya menatap pria yang dia anggap sebagai sahabatnya itu. “Kenapa selalu hatiku merasa tenang saat dekat dengan pria ini?” tanyanya lagi dalam hati.

Dan kali ini Ryan balas melihat Emanuelle. Tersenyum, namun tak mengatakan apapun.

Ryan menyentuh rambut Emanuelle, ”Kau, si mata cantik,  datang padaku sambil menangis tersedu. Air matamu tak membuat mata indahmu menjadi jelek. Air matamu malah membuatmu makin cantik,” kata Ryan masih terus menatap mata Emanuelle.

“Aku sedang merayumu ya?” tawa Ryan, lagi-lagi sambil menatap mata Emanuelle. Tapi kali ini dia menatap dengan sangat lekat.

Emanuelle tak bisa berkata-kata. Dia terlalu terkejut dengan sentuhan lembut tangan Ryan, dan yang paling membuat hatinya berdegup keras ketika suara Ryan berkata-kata seperti tadi. “Oh aku jatuh cinta padanya,” bisik Emanuelle.

Emanuelle berusaha melawan hatinya. “Tidak, Ryan hanya sahabat yang sangat peduli. Dia hanya mencoba menghiburku,” kata Emanuelle dengan tegar.

Tak ada yang berubah, sejak pertemuan itu, Ryan tetap mengangkat telepon ketika Emanuelle menghubunginya. Dan hubungannya dengan Rick masih berlanjut. Emanuelle mendapat jawaban tentang wanita yang tangannya dipenggang Rick.”Dia sahabatku, suaminya terkena kanker dan meninggal,” jelas Rick.

Di seberang sana, Ryan menjalani pekerjaannya dengan semangat. Dia mendapat promosi dan ditugaskan ke kota lain. “AKu tak bisa lagi bertemu kau, Ema,” katanya.

“Kenapa,” balas Emanuelle.

“Aku pindah ke kota lain,” jawab Ryan.

“Tapi aku masih bisa meneleponmu kan?”.

“Ya, bisa.”

Meski begitu, Emanuelle merasa ada yang pupus dari hatinya. “Aku jatuh cinta padanya.”

Dan yang tak diketahui Emanuelle, pria yang kerap menjadi tempat dirinya mengadu itu, juga jatuh cinta padanya, tapi dia tak ingin bertepuk sebelah tangan.

“Pelan-pelan aku harus menjauh,” kata Ryan.

“Wanita mata cantik itu tak tahu kalau aku mencintainya,” tulis Ryan dalam email pribadinya.

“Tetaplah jadi si mata cantik karena aku tak bosan menatapmu,” tulisan terakhir Ryan sambil tersenyum melihat wajah Emanuelle di foto yang dia ambil saat di resto.

(BBS/Diazz)

40 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here